SEKITAR KITA

Gelaran Madura Ethnic Carnival 2023 di Mata Budayawan

Diterbitkan

-

Memontum Sumenep – Even Madura Ethnic Carnival (MEC) mendapat apresiasi dari budayawan Madura, Ibnu Hajar. Even bergengsi ini, tentu berpotensi melahirkan kreator-kreator dalam hal bagaimana mendesain fashion ataupun bagaimana memunculkan ide-ide inspiratif bagi para penontonnya.

Jadi, kata Ibnu, masyarakat Sumenep juga harus realistis melihat even yang digelar Pemkab Sumenep. “Ya jangan bandingkan dengan kota-kota lain, yang sudah memulai lebih dulu. Kita baru dua tahun memulai even karnaval seperti ini. Proses itukan tidak semuanya sempurna, ada nada minor, ada tanggapan miring dari masyarakat misalnya,” kata Ibnu, Minggu (17/09/2023) tadi.

Tapi, paparnya, dirinya melihat even ini dalam perspektif positif. Karena berawal dari sinilah, akan menggugah kreator-kreator muda lokal untuk berkarya. Artinya, ruang ini sudah dibuka oleh pihak Pemkab Sumenep yang kolaborasi dengan teman-teman komunitas jurnalis.

Pemkab Sumenep sudah membuka ruang kreasi, sehingga masyarakat menilai persoalan-persoalan karya, persoalan seni, tampilan-tampilan di pentas. Jadi, pihaknya berharap kreativitas ini lebih hebat lagi kedepannya.

Advertisement

Baca juga :

“Saya melihatnya bagaimana bahan-bahan dasar busana atau fashion,.berbahan lontar atau daun siwalan. Inikan memperkenalkan Madura betul. Tinggal bagaimana mengkreasikan. Dari yang ditampilkan banyak fashion bermotif sapi, pecut dan model-model kesenian kerapan sapi lainnya,” kata Ibnu bangga.

Ditambahkannya, untuk membuat kreator yang melahirkan karya fashion berbahan daun siwalan, itukan mengambil dari simbol-simbol Madura. Hanya saja, persoalannya bagaimana memberkan ruh pada karya budaya itu pada akhirnya. Sehingga, akan lebih baik lagi kedepannya.

Jadi, paparnya, kalau ada sebagian masyarakat yang berpandangan bahwa ini menghabiskan anggaran, maka dirinya malah merespon positif. “Persoalan melahirkan karya seni budaya itukan bukan persoalan instans. Membuat karya itukan tidak segampang bikin pisang goreng, yang langsung jadi. Itu semua butuh proses. Maka penikmat-penikmat seni budaya juga perlu memahami tentang ini,” paparnya.

Advertisement

Initnya sebagai budayawan, dirinya menyambut baik agenda atau even yang digelar oleh Pemkab Sumenep. Kedepannya, ini perlu dikembangkan. “Saya berharap, bagaimana kreator-kreator muda Sumenep, anak-anak muda Sumenep mampu melahirkan karya. Bukan diam tanpa karya. Ini bentuk proses kebudyaaan yang perlu diapresiasi,” ujarnya.

Harapan sekaligus PR bagi teman-teman panitia penyelenggara even, lanjutnya, banyak berkonsultasilah dengan seniman, budayawan dan lain-lain. Jangan hanya studi banding ke luar kota. (edo/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Trending

Lewat ke baris perkakas