SEKITAR KITA

Harga Tembakau Jatuh, Petani Sumenep Meradang

Diterbitkan

-

Memontum Sumenep – Merosotnya harga tembakau kini membuat para petani Sumenep, semakin risau. Pasalnya, harga tembakau saat ini mengalami penurunan bahkan sangat drastis. Dengan itu para petani meminta pada pihak yang berwenang untuk peduli pada para petani daun emas ini. 

Menurut petani tembakau asal Desa Meddelan, Kecamatan Lenteng-Sumenep, Asmuni mengatakan petani saat ini mengalami kerugian besar. Sebab, hasil panennya tidak sesuai dengan harapannya. Sedangkan biaya cocok tanam menghabiskan biaya yang sangat besar. “Sekarang harga tembakau sudah tidak layak lagi, bagaimana kita mendapatkan hasil sedangkan harga termbakau sangat murah sekali. Dahulu harga tembakau mencapai Rp 30 ribu sampai Rp 40 ribu perkilo, sekarang di bawah Rp 30 ribu bahkan ada yang terjual Rp 20 ribu perkilo,” ujarnya, Rabu (20/10/2021). 

Menurutnya, pemerintah harus menunjukkan rasa peduli dengan memfasilitasi harga komuditas tembakau yang layak. Karena dengan hasil jual tembakau petani bisa mendapatkan modal untuk perputaran waktu ke musim selanjutnya. “Karena modal untuk menanam padi, jagung dan kacang hijau itu modalnya ngambil dari hasil tembakau dan juga sebaliknya,” jelasnya. 

Baca juga:

Advertisement

Dengan demikian, dari merosotnya harga daun emas ini, pihaknya meminta agar pemerintah memberikan solusi yang tepat bagi para petani. Sebab itu, hasil jual tembakau merupakan salah satunya pendapatan yang ditunggu oleh petani, dengan harapan harga jualnya mahal. “Bagi saya tembakau adalah salah satu harapan untuk bisa mendapatkan untung yang banyak. Jika harga tembakau murah terus, apalagi yang bisa saya harapkan,” ungkapnya. 

Sementara itu, anggota komisi II DPRD Sumenep, Akis Jasuli mengatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, harus melibatkan para petani dalam menentukan harga tembakau. Agar kebijakan pemerintah dalam menentukan harga tembakau bisa dirasakan oleh petani. “Pemkab perlu melibatkan petani dalam setiap penentuan standar harga hasil produksi tembakau,” ujarnya.

Tidak hanya itu, lanjut Akis, kebijakan stabilisas harga tembakau itu harus diprioritaskan oleh pemerintah. Sebab, di Kabupaten Sumenep masyarakatnya lebih dominan bertani tembakau. “Pemkab harus memprioritaskan kebijakan stabilitas harga tembakau petani. Sebab sektor pertanian tembakau merupakan tumpuan ekonomi mayoritas masyarakat,” ujarnya. (dan/edo/gie)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Trending

Lewat ke baris perkakas