SEKITAR KITA
Kecamatan Kangayan Gelap Gulita, Formaka Geruduk Pemkab Sumenep
Memontum Sumenep – Lagi-lagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep digeruduk belasan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Kangayan (Formaka). Aksi kali ini, mereka menuntut masalah kelistrikan di Kepulauan Kangean yang gelap gulita. Pasalnya hingga kini penerangan listrik belum juga nyala.
Menurut Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi, Achmad Saliansyah Prayitno, mengatakan masih banyak persoalan yang harus diselesaikan dalam penerangan di kepulauan. Jadi, para pihak yang berwenang jangan hanya duduk manis diatas kursi dan menikmati gaji.
Baca Juga:
“Meski begitu, bukan berarti persoalan penerangan menjadi selesai dan tanpa masalah. Sampai sekarang ada beberapa hal yang mengiringi masalah kelistrikan pasca elektrifikasi di Kepulauan Kangean,” seru Prayitno.
Dalam orasinya, Prayitno menyebutkan, di Kecamatan Kangayan, Kepulauan Kangean terdapat empat desa, diantaranya Desa Batuputih, Tembayangan, Jukong-Jukong, dan Cangkaraman, yang belum teraliri listrik.
“Sampai sekarang tak kunjung diselesaikan, sekalipun tiang-tiang sudah dipancang. Elektrifikasi yang tidak merata ini pada gilirannya memunculkan kecemburuan sosial bagi warga setempat yang teraliri listrik, dan pada tahap selanjutnya dikhawatirkan memunculkan masalah baru,” katanya.
Mahasiswa menuding PT PLN (Persero) ULP Kangean, dan PLN Pusat Madura, dalam memberikan tarif kilowatt bagi warga telah banyak membebani masyarakat Kecamatan Kangayan. Pasalnya, kesenjangan ekonomi menjadi pemicu bagi masyarakat. Mahasiswa menilai, PT PLN (Persero) ULP Kangean memberi harga sekitar Rp 4 juta hingga Rp 6 juta.
“Harga tersebut tidak sebanding dengan kemampuan ekonomi sebagian warga, yang merasa tidak mampu untuk membeli kilowatt seharga itu,” tegasnya.
Data lain yang disebutkan mahasiswa adalah fasilitas berupa volume kilowatt yang disediakan. Rinciannya, warga boleh registrasi melaui online maupun daring, namun dikenakan dengan harga yang mahal.
“Yang menjadi problem terletak pada pilihan terakhir warga untuk mengambil pelayanan kilowatt 1300 VA. Sementara pilihan ini membebani warga dikarenakan mahal. Padahal dalam fasilitas sebagaimana disajikan dalam laman registrasi online, juga tersedia pelayanan kilowatt sebesar 450 VA,” tanya dia.
“Dalam hal ini seakan PT PLN (Persero) ULP Kangean mempermainkan warga, dengan memberi satu-satunya pilihan yang lebih mahal,” tambahnya.
Dalam aksi itu, massa ditemui perwakilan Pemkab Sumenep yakni Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Sumenep, Moh Ramli, yang mengatakan, akan menyampaikan segala aspirasi mahasiswa. “Semua akan kita sampaikan pada Bupati,” singkatnya. Sementara itu, staff PLN Cabang Pamekasan, Regin Herico, yang ikut hadir di tengah kerumunan massa aksi enggan menyampaikan detail terkait keresahan masyarakat Kepulauan Kangean. (dan/edo/ed2)
- SEKITAR KITA1 tahun
Sumenep Bermunajat, Bupati Fauzi Minta Doa Seluruh Masyarakat untuk Kemajuan Pembangunan
- Kabar Desa3 tahun
Heboh.. Sudah Meninggal, Cakades Rubaru Sumenep Menang Pilkades Serentak
- Hukum & Kriminal3 tahun
Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Sumenep
- SEKITAR KITA4 tahun
Geger, Pencairan Dana BOP Ponpes An Nuqoyah. Ada apa?
- Pendidikan2 tahun
Syiarkan Islam, IAAM Perkuat Silaturahmi dengan Halal Bihalal dan Pengajian Akbar
- SEKITAR KITA3 tahun
Diduga Berubah menjadi Tempat Karaoke, Pemkab Sumenep Tutup Caffe Apoeng Kheta
- Hukum & Kriminal1 tahun
Oknum Anggota Polres Sumenep dan Dua Oknum Wartawan Dibekuk karena Diduga Terseret Narkoba
- Hukum & Kriminal2 tahun
Asyik Main Judi Remi di Kandang Ayam, Enam Pria di Sumenep Ditangkap Polisi